Gambar Sampul Bahasa Indonesia · d_Pelajaran 4
Bahasa Indonesia · d_Pelajaran 4
Suharti Cecep dan Wahyu Hoerudin

22/08/2021 08:52:02

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman
Keahlian63KeahlianSetiap manusia mempunyai berbagai keahlian yang berbeda satu sama lain. Keahlian yang berbeda itu pula yang bisa membedakan kemampuan setiap manusia.Pada pelajaran kali ini, Anda akan belajar membaca untuk memahami makna dan bentuk kata dengan cara menge-lompokkan kata dan bentuk kata tersebut berdasarkan kelas kata dan makna kata. Selain itu, Anda pun akan belajar mengidentifikasi keberadaan frasa dalam kalimat, menemukan rangkaian kalimat yang ambigu, serta belajar menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi. Pernahkah Anda menerapkan pola gilir dalam berkomunikasi?Agar Anda dapat memahami pelajaran ini, perhatikan ter-lebih dahulu peta konsep Pelajaran 4 berikut.4PelajaranSumber: www.photobucket.com, 16 April 2008Alokasi waktu: 10 jam pelajaranMengidentifikasi frasa dalam kalimatKeahlian Makna katarBentuk katarUngkapanrKalimatruntuk memahamiMembacadengan caradengan caraBerbicaramelalui kegiatanMenerapkan pola gilir dalam berkomunikasiPemeranan drama satu babakmelaluiMengelompokkan berdasarkan kelas kata dan makna kata
64Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)A. Membaca untuk Memahami Makna Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan1. Mengelompokkan kata, bentuk kata, dan ungkapan, berdasarkan kelas kata dari makna kataa. Memahami Makna KataPemahaman konsep kata, kalimat, dan ungkapan sangatlah penting sebab akan menentukan kualitas berbahasa tulis seseorang dalam berkomunkasi. Jika seseorang yang pengetahuan dan ke-terampilan meramu kata, ungkapan, dan kalimatnya beraneka, komunikasi yang dijalin tidak akan membosankan. Oleh karena itu, sekali lagi memahami jenis kata, makna kata, ungkapan, dan ragam kalimat sangat penting.Berdasarkan maknanya (artinya), makna kata dapat di-kelompokkan menjadi empat macam. Keempat makna tersebut adalah: 1) makna leksikal; 2) makna denotasi; 3) makna gramatikal; dan 4) makna konotasi.Bahasa yang kita gunakan untuk berkomunikasi mengandung unsur makna di dalamnya. Makna merupakan penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakai bahasa sehingga dapat saling mengerti. Untuk menyusun kalimat yang dapat dimengerti oleh orang lain, sebagian pemakai bahasa dituntut agar menaati kaidah gramatikal dan kaidah pilihan kata menurut sistem leksikal yang berlaku di dalam suatu bahasa.Setiap kata mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal. Coba Anda perhatikan kalimat berikut.Berdasarkan contoh kalimat tersebut, Anda dapat mengetahui makna leksikal dari kata belenggu. Dalam KBBI (1997:111), kata belenggu berarti (1) alat pengikat kaki atau tangan; borgol; (2) mengikat; menyebabkan tidak bebas. Makna kata secara lepas tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam struktur kalimat atau makna yang terdapat dalam kamus disebut makna leksikal. Cermati pula kalimat berikut dengan saksama.1) Ia memiliki sepatu baru. (kata benda)2) Ia bersepatu ketika pergi ke sekolah. (kata kerja, memakai atau mengenakan) Satuan gramatikal terkecil adalah kata dan yang berada langsung di atasnya adalah frasa. Nah, pada pelajaran ini, Anda akan belajar mengelom-pokkan kata, bentuk kata, dan ungkapan dari kalimat berdasarkan kelas kata dan makna kata. Selain itu, Anda juga akan belajar mengidentifikasi keberadaan frasa dalam sebuah kalimat, serta mengidentifikasi kalimat-kalimat yang ambigu.Tujuan BelajarBelenggu ini tidak pernah lepas dari hidupku setelah aku berkenalan dengan seorang pria yang bernama Hasan.
Keahlian65Selain makna leksikal, kata juga bisa mengandung makna baru yang dimunculkan akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan atau pemajemukan) dan akibat konteks kalimat (struktural) yang disebut makna gramatikal (Soedjito, 1990: 52). Makna gramatikal adalah makna suatu kata yang ditentukan dengan konteks kalimat. Contoh kalimat: 1) Andi sedang mengambil daftar absen di ruang Tata Usaha.2) Sebagai pelajar, Anda mempunyai konsekuensi belajar.Kata absen dalam kalimat 1) bermakna buku daftar hadir. Sementara kata konsekuensi dalam kalimat 2), artinya hal yang harus dilakukan atau risiko. Padahal, arti leksikal konsekuensi, jika Anda lihat dalam kamus, yakni akibat; persesuaian dengan yang dulu. Suatu kata dapat berubah maknanya dari makna leksikal menjadi makna gramatikal jika berada dalam suatu konteks kalimat.Perhatikan kalimat berikut.1) Polisi memasang belenggu pada kaki dan tangan pencuri yang baru tertangkap itu.2) Mereka terlepas dari belenggu penjajahan.Kalimat 1), kata belenggu memiliki makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lain dalam struktur kalimat. Kalimat 2), makna kata belenggu sudah berubah menjadi makna gramatikal (struktural). Makna leksikal adalah arti kata yang tertera dalam kamus. Satu kata dalam kamus mungkin mempunyai padanan kata lebih dari satu makna. Contoh: kata absen, artinya tidak hadir, tidak masuk, alfa, tidak datang. Sementara dalam penggunaannya, dari padanan kata absen dapat dipilih sesuai dengan teks kalimat atau disesuaikan dengan tujuan pembicaraan. Contoh kalimat: (1) Siswa itu sering absen setiap minggunya.(2) Siswa itu absen sewaktu pamannya meninggal dunia.Penggunaan kata absen dalam kalimat (1) tepat, tetapi penggunaan kata absen dalam kalimat (2) kurang tepat. Se-harusnya menggunakan padanan kata, seperti; Siswa itu tidak datang sewaktu pamannya meninggal dunia.e. Orang itu masuk kelompok yang paling berbahaya di negari ini. Tahukah Anda?Dalam makna kata dikenal pula istilah makna konotasi (kias) dan makna denotasi (lugas). Makna konotasi (kiasan) lazimnya digunakan pada tulisan-tulisan nonilmiah agar mem-beri kesan yang mendalam pada pembacanya atau pendengarnya. Sebaliknya, makna denotatif (lugas), lazimnya digunakan dalam karangan-karangan ilmiah agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Perhatikan kalimat berikut dengan saksama.a. Kemerdekaan yang telah kita capai itu harus kita pertahankan sampai titik darah penghabisan.b. Darah mengucur dari tangan Reza yang terkena pecahan botol. Kata darah pada kalimat (1) bermakna kias, artinya sam-pai ia meninggal, sampai ajal menjemputnya, perlawanan yang tidak akan padam, dan lain-lain. Sumber:Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia
66Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)1. Temukan makna leksikal dan makna gramatikal pada kata yang terdapat dalam kalimat berikut.a. Meski ribuan pekerja kini dipaksa meninggalkan Malaysia karena tak memiliki dokumen lengkap, para tenaga kerja Indonesia tetap berminat masuk negara itu.b. Harga saham-saham industri rokok di lantai bursa kemarin sempat rontok.c. Sebuah pesawat Boeing737 milik maskapai penerbangan swasta Afganistan, Kam Air, jatuh kemarin.d. Akibat tindak-tanduknya yang sewenang-wenang ia dijatuhkan dari posisinya sebagai pimpinan di perusahaan itu.3. Tulislah sebuah karangan sederhana yang sesuai dengan tema pelajaran ini tentang makna kias dan makna lugas.Dia dianggap sebagai bunga desa. Tubuh-nya indah bagai gitar. Pipi merah jambunya membuat gemas semua orang. Semua pemuda desa ingin memperistrinya. Tak jarang lelaki hidung belang pun mengincarnya. Kelebihannya itu tak membuat Dia menjadi tinggi hati. Kelebihannya justru ia tampailkan dengan peri-laku yang lemah lembut. Jenis MaknaSecara umum, jenis makna dapat dibahagikan kepada tiga, yaitu makna leksikal, makna ketatabahasaan, dan makna konteks. Makna leksikal ialah makna yang dimiliki atau yang ada pada perkataan dengan tidak mengambil keterangan konteks, yaitu makna sebenar. Contoh: perdu = kelompok pokok, rumpunpercik = titik air yang berserak-serak di sana-siniMakna ketatabahasaan wujud melalui proses gramatis seperti pengimbuhan, penggandaan, dan pemajemukan. Contoh: maksud = tujuan, hajat, kehendak, niatbermaksud = bertujuan, berhajat, berniat, berkehendak=mengandung artiMakna konteks ialah makna kata yang wujud dalam suatu konteks, dengan mengambil keterangan tempat, waktu, dan keadaan. Contoh: Rambut di kepalanya sudah putihrSultan ialah kepala negerirKepala surat itu sudah pudarrKepala lututnya masih kuatrKepala kainnya sudah tidak kemasrSumber: www.mysimplebiz.info, 17 April 2008Latihan PemahamanKeilmuan2. Identifikasilah makna kias dan lugas dalam paragraf berikut.
Keahlian67b. Memahami Bentuk KataKata adalah kesatuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri serta mempunyai arti. Berdasarkan bentuknya, kata di-bedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut.1) Kata asal Kata asal adalah kata yang belum mendapat proses morfologi. Dengan kata lain, kata tersebut masih berbentuk kata dasar. Contoh: pergi, makan, duduk.2) Kata jadianKata jadian adalah kata asal atau kata dasar yang sudah mengalami proses morfologi, seperti pengimbuhan.Contoh: bepergian, memakan, diduduki.3) Kata ulang Kata ulang atau reduplikasi adalah kata yang mendapat perulangan dari kata asal, baik penuh, sebagian, maupun berubah bunyi. Kata ini terbentuk akibat adanya perbedaan atau perubahan fonem. Kata ulang di antaranya:a) Kata ulang penuh (murni) Contoh: rumah-rumah,pohon-pohonb) Kata ulang berimbuhan Contoh: berjalan-jalan, main-mainanc) Kata ulang berubah bunyi atau suara Contoh: lauk-pauk, sayur-mayurd) Kata ulang sebagian Contoh: dedaunan, rerumputan, reruntuhane) Kata ulang semu Contoh: biri-biri, hati-hati, paru-paru4) Kata majemukKata majemuk (kompositum) adalah gabungan dua kata atau lebih yang menimbulkan arti baru. Kata majemuk tidak bisa disisipi dengan kata lain di bagian tengahnya.Contoh: meja tulis, rumah sakit, duta besarc. Memahami UngkapanUngkapan adalah bentuk bahasa yang berupa kata-kata atau frasa yang mempunyai arti kiasan tertentu.Berikut ini contoh ungkapan.a. jari manis, artinya jari terletak antara jari tengah dan kelingkingb. kambing hitam, artinya orang yang disalahkanc. darahdaging, artinya anak sendirid. panjang akal, artinya cerdik banyak akale. mata-mata, artinya spion, intelf. panjang tangan, artinya suka mencuriGambar 4.1Sampul depan Kamus Ungkapan dan Peribahasa Indonesia.Sumber: Images.google.com, 16 April 2008
68Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)g. patah arang, artinya menyerahh. kalang kabut, artinya kacau-balau2. Mengidentifikasi frasa dalam kalimata. Mengidentifikasi dan Menggunakan Frasa Pernahkah Anda mendengar istilah frasa? Pada dasarnya setiap bertutur atau menulis kalimat, frasa pada umumnya selalu hadir. Mari kita cermati kalimat berikut.(1) Dua orang siswa sedang membeli buku baru di pasar.(2) Sebentar lagi pemerintah akan menaikkan harga bahan bakar minyak.Pada kalimat (1) terdapat empat frasa, yaitu dua orang siswa, sedang membeli, buku baru, dan di pasar. Pada kalimat (2) terdiri dari tiga frasa, yaitu sebentar lagi, akan menaikkan dan harga bahan bakar minyak. Kata pemerintah bukan frasa. Mengapa demikian? Jika Anda perhatikan dengan saksama, setiap frasa terdiri atas dua kata atau lebih. Di samping itu, semua kata tersebut menduduki salah satu fungsi kalimat, misalnya frasa dua orang siswa menduduki fungsi subjek (S), sedang membeli menduduki predikat (P), frasa buku baru menduduki fungsi objek (O), dan di pasar menduduki fungsi keterangan (K). Kalimat kedua pun apabila diuraikan akan mempunyai karaktersitik yang sama. Berdasarkan kedua ciri tersebut, Anda dapat menyimpul-kan bahwa frasa adalah satuan bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.Frasa dua orang siswa, mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik dengan unsur dua orang maupun dengan unsur siswa. Mari kita perhatikan kalimat berikut.(1) Dua orang sedang membeli buku baru di pasar.(2) Siswa sedang membeli buku baru di pasar.Berdasarkan kalimat tersebut, semua unsur frasa dapat dipisahkan dan digunakan dalam kalimat. Frasa yang demikian dinamakan frasa endosentrik. Bandingkan dengan kalimat berikut.(1) Dua orang siswa sedang membeli buku baru di.*(2) Dua orang sedang membeli buku baru pasar.*Frasa di pasar tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsur-unsurnya, yakni di dan pasar karena tidak dapat digunakan dalam kalimat. Frasa tersebut disebut frasa eksosentrik. Dapatkah Anda menjelaskan kembali perbedaan Tahukah Anda?Morfologi (linguistik)Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantikSumber:Morfologi Bahasa Indonesia, 1996/1997
Keahlian69kedua jenis frasa yang dibedakan berdasarkan struktur tersebut dengan kata-kata Anda sendiri?Di samping itu, frasa pun dapat dibedakan berdasarkan kategori atau golongan kata. Berdasarkan hal tersebut, Anda dapat menemukan frasa nominal, frasa verbal, frasa bilangan, dan frasa keterangan. Frasa nominal mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal. Perhatikan kalimat berikut.Navila sedang membeli sepeda baru.Navila sedang membeli sepeda.Frasa sepeda baru dalam kalimat tersebut, mempunyai distribusi yang sama dengan kata sepeda. Kata sepeda termasuk kategori kata nominal atau kata benda. Dengan demikian, frasa sepeda baru termasuk kategori atau golongan frasa nominal. Frasa verbal mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal atau kata kerja. Cermatilah kalimat berikut.Frasa sedang membeli dalam kalimat di atas, mempunyai distribusi yang sama dengan kata membeli. Kata membeli termasuk kategori kata verbal atau kata kerja. Dengan demikian, frasa termasuk kategori atau golongan frasa verbal. Frasa bilangan mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya, frasa tiga buah dalam tiga buah buku. Frasa ini mempunyai distribusi yang sama dengan kata tiga. Persamaan distribusi ini dapat diketahui dengan jelas pada jajaran berikut ini.Navila sedang membeli sepeda baru.Navila membeli sepeda.tiga buah bukutiga - bukuKata tiga termasuk golongan atau kategori kata bilangan. Dengan demikian, frasa tiga buah termasuk golongan frasa bilangan.Frasa keterangan mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan. Cermatilah kalimat berikut.Navila sedang membeli sepeda baru kemarin sore.Navila membeli sepeda baru kemarin.Tahukah Anda?Terdapat dua jenis frasa dalam bahasa Indonesia, di antaranya: 1. Frasa Endosentrik Frasa Endosentrik, yaitu Frasa yang lingkungan distribusinya sama dengan salah satu atau semua unsurnya. contoh : dua orang pre-man mengamuk rumah tua terbakar.2. Frasa Eksosentrik Frasa eksosentrik adalah frasa yang lingkungan distribusinya tidak sama dengan salah satu unsurnya. Jadi salah satu unsurnya (apalagi semua unsurnya) tidak dapat menggantikan fungsi frasa itu. Contoh : rumah tua di kaki bukit.Sumber: Tata Bahasa baku Bahasa Indonesia, 2003
70Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)Frasa kemarin sore dalam kalimat tersebut, mempunyai distribusi yang sama dengan kata kemarin. Kata kemarin termasuk kategori kata keterangan. Dengan demikian, frasa kemarin sore termasuk kategori atau golongan frasa keterangan. b. Mengidentifikasi Rangkaian Kata yang AmbiguAda kalanya dalam suatu tuturan atau tulisan kita mene-mukan sebuah kalimat yang sulit dipahami karena mengandung beberapa penafsiran makna. jika terjadi hal yang demikian, biasanya Anda menanyakan kembali untuk meminta penjelasan lanjutan. Apabila Anda menemukan kalimat ter-sebut, maka itulah yang disebut dengan kalimat yang ambigu.Mari kita perhatikan kalimat berikut.1) Acara Lomba Gerak Jalan Sehat itu dihadiri oleh istri camat yang ramah itu.2) Buku sejarah baru mendapat respons yang beragam oleh para pembaca.3) Beliau adalah utusan pengacara yang terkenal itu.Berdasarkan ketiga contoh kalimat tersebut, dapatkah Anda menjelaskan:1) Siapakah yang ramah apakah istri pak camatnya atau pak camatnya? 2) Maksud dari kalimat kedua, buku sejarah yang baru terbit, buku sejarah zaman baru, atau buku tersebut baru mendapat respons?3) Siapa yang terkenal, utusan pengacaranya atau pengacara yang mengutusnya?Panafsiran yang lebih dari satu dari setiap kalimat tersebut tentu membingungkan pembaca. Kalimat-kalimat yang demikian disebut kalimat ambigu. Sebaiknya kita hindari penggunaan kata atau rangkaian kata yang menimbulkan ambigu (taksa) tersebut. Coba berlatihlah mengubah kalimat ambigu tersebut menjadi kalimat yang efektif.Tahukah Anda? Ambiguitas atau ketaksaan bermaksud kata yang bermakna ganda atau mendua makna. Kegandaan makna ini berlaku pada satuan ketatabahasaan yang lebih besar, yaitu frasa, klausa atau kalimat, dan terjadi akibat penafsiran struktur ketatabahasaan yang berbeda. Contoh: Buku sejarah baru (Buku sejarah itu baru/ Buku itu berisi sejarah zaman baru)Orang malas lalu di sana (Jarang ada orang yang malu lalu di sana/Orang malas saja lalu di sana)Menteri baru nikah (Menteri yang baru dilantik itu nikah/Menteri yang sudahlama jadi menteri, tetapi nikahnya baru).Sumber:www.mysimplebiz.info, 16 April 2008Cermatilah teks singkat berikut ini.Pagi-pagi benar Drian telah berangkat ke sekolah. Ia sangat bersemangat karena akan bertemu dengan guru favoritnya. Lima belas menit kemudian, akhirnya Drian sampai di sekolahnya. Siswa-siswa lain pun berdatangan seperti dirinya. Agaknya waktu masih pagi sehingga sekolah masih lengang. Waktu masuk pun tiba. Ia memulai belajar hari ini dengan perasaan tenang.Latihan Pemahaman
Keahlian71Lakukanlah perintah berikut berdasarkan teks tersebut.1. Pilahlah teks tersebut berdasarkan kalimat-kalimat.2. Carilah dalam setiap kalimat, frasa-frasanya.3. Kelompokkan setiap frasa yang Anda temukan berdasarkan struktur dan kategorinya. 4. Susunlah beberapa kalimat yang menggunakan frasa-frasa yang telah kalian temukan, dengan menggunakan kata-kata sendiri.5. Jelaskan kemungkinan arti dari kalimat ambigu berikut.a. Gedung baru diresmikan pejabat.b. Kami diterima asisten pemimpin perusahaan yang baik itu.c. Orang malas berjalan di pematang sawah.d. Pekerjaan rumah lama dikerjakan.1. Temukanlah kata atau kalimat ambigu di berbagai bacaan. Kemudian, temukan pula kemungkinan-kemungkinan arti dari kalimat tersebut.2. Ubahlah kalimat ambigu yang Anda temukan, menjadi kalimat yang efektif.Tu g a sB. Menerapkan Pola Gilir dalam Berkomunikasi1. Menerapkan pola gilir melalui kegiatan Berkomunikasi merupakan proses interaksi yang melibat-kan banyak orang. Ketika komunikasi berlangsung, beberapa orang akan saling berpendapat atau menyanggah. Proses kegiatan tersebut memerlukan adanya saling pengertian satu sama lain agar jalinan komunikasi berlangsung dengan mulus. Salah satu kegiatan yang berlangsung dalam sebuah diskusi adalah adanya penerapan pola gilir dalam berkomunikasi. Komunikasi dapat berjalan dengan lancar apabila kedua pihak yang bersangkutan memer-hatikan penerapan pola gilir. Pola gilir yang teratur dapat menjaga komunikasi tetap berjalan secara dua arah. Dalam pelajaran kali ini, Anda akan belajar me-nerapkan pola gilir dalam kegiatan diskusi atau drama, juga akan belajar cara membuat format penilaiannya.Tujuan Belajar
72Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)Percakapan adalah bentuk kegiatan yang harus melibatkan dua orang atau lebih. Agar percakapan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar, maka hal yang harus diperhatikan adalah penerapan pola gilir dalam berkomunikasi. Pola gilir dalam berkomunikasi sangat diperlukan untuk menjaga kon-disi percakapan tetap kondusif. Penerapan pola gilir yang seimbang dan teratur akan menjaga sebuah komunikasi tetap berlangsung dalam dua arah. Singkatnya, agar sebuah komu-nikasi dapat tetap berlangsung secara dua arah maka hal yang harus diperhatikan adalah penerapan pola gilir.Penerapan pola gilir dapat terlihat jelas dalam sebuah pementasan drama dan kegiatan diskusi. Kedua kegiatan tersebut akan tampak monoton jika para pelaku drama atau orang yang terlibat dalam sebuah diskusi tidak memerhatikan penerapan pola gilir dalam berkomunikasi.Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai penerapan pola gilir dalam berkomunikasi, perhatikanlah salah satu contoh diskusi dalam bentuk pembicaraan yang berlangsung ketika rapat pengurus OSIS dalam rangka per-siapan PORSENI antarkelas di SMK Bumiputera berikut.Gambar 4.2Bersosialisasi merupakansalah satu penerapan pola gilir dalam berkomunikasi.Sumber: samplegratis.com, 16 April 2008
Keahlian73kepada saya. Menurut pen-dapat saya, sastra dan olahraga memang sangat penting untuk dikembangkan, tetapi ada yang sangat penting, yaitu bidang rohani. jadi pada kegiatan PORSENI ini, bagaimana jika diadakan kegiatan kerohanian atau agama sehingga ahklak dan perilaku kita akan lebih baik. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.Pak Muhtar : Bapak ucapkan banyak terima kasih atas usulan dan masukan kalian, berarti kalian dalam mengadakan kegiatan ini mem-punyai kegiatan yang luas dan bagus. Bapak akan tampung semua usulan dan masukan kalian karena di sekolah ini ada yang lebih berwenang, yaitu yang terhormat kepala sekolah. Nanti bapak akan konfirmasi dan mengusulkan rencana ke-giatan ini kepada beliau. Yang pasti, setelah semester II kita harus dapat memanfaatkan waktu untuk mengembangkan bakat siswa di segala bidang. Mengenai jenis lombanya akan disampaikan kemudian setelah konfirmasi kepada kepala seko-lah, mengingat sarana dan pra-sarana, serta keuangan se-kolah kita saat ini menjadi bahan per-timbangan utama. Namun bapak akan tetap me-ngusahakan kegiatan ini dapat berlangsung karena kegiatan ini sangat bermanfaat dan mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan pada khususnya di lingkungan kita dan bagi kita.Santi : Yang terhormat Bapak Pembina OSIS dan rekan-rekan pengurus OSIS SMK Bumiputera. Berkenaan dengan kegiatan dalam rangka mengisi kekosongan waktu dan mengembangkan bakat dan kemampuan siswa, bagaimana jika sekolah kita mengadakan PORSENI antarkelas. Sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam PORSENI antarkelas kali ini akan mem-perlombakan beberapa macam perlombaan, yaitu lomba mem-baca puisi dan mengarang agar siswa lebih terpacu untuk me-nyenangi karya sastra dan menulis sehingga ke terampilan berbahasa siswa akan lebih berkembang. Selain itu, kita dapat mencari siswa yang berprestasi dan ber-bakat dalam bidang sastra.Rudi : Interupsi! Yang terhormat pem-bina OSIS SMK Bumiputera dan rekan-rekan yang saya bangga-kan. Saya setuju dengan apa yang telah di ung kapkan saudara Santi mengenai kegiatan PORSENI antar kelas untuk mengisi waktu setelah semester. Namun, saya punya usulan, bagaimana kalau yang diperlombakan dalam acara tersebut tidak sebatas pada kegiatan yang berhubungan dengan kebahasaan saja me-lainkan kegiatan olahraga juga harus diagendakan. Siapa tahu ada siswa sekolah ini yang ber-potensi dalam hal olahraga dan mungkin kelak akan menjadi se orang atlet yang akan meng-harumkan nama sekolah kita.Dian : Saya ucapkan banyak terima kasih atas waktu yang diberikan
74Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)Kegiatan diskusi pada acara rapat tersebut, diwarnai dengan contoh beberapa pernyataan yang disampaikan oleh empat orang. Orang pertama menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan sehubungan dengan acara rapat. Dua orang berikutnya mengajukan pendapatnya masing-masing. Pembicara terakhir menampung pendapat dan memberikan tanggapan serta arahan mengenai beberapa pendapat yang muncul.Menyimak pembicaraan ketika seluruh jajaran OSIS mengadakan rapat dengan pembina OSIS, terlihat jelas ada sebuah pola gilir dalam berkomunikasi, ketika Santi, Rudi, Dian, dan Bapak Muhtar berbicara secara bergiliran tanpa menyela pembicaraan yang belum berakhir. Pola gilir seperti yang diterapkan dalam contoh, dapat menjadikan acara diskusi berjalan dengan lancar dan terarah tanpa mengalami gangguan komunikasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengalaman siswa terhadap dunia luar, khususnya di bidang kemajuan IPTEKS adalah dengan melakukan study tour ke tempat-tempat yang memang menyediakan sarana IPTEKS tersebut. Nah, pada saat libur semester II di sekolah Anda akan diadakan study tour. Latihan PemahamanAda beberapa tempat yang direncanakan akan dikunjungi, di antaranya, Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Bali. Untuk kelancaran rencana tersebut, pengurus dan pembina OSIS mengadakan rapat untuk persiapan dan menentukan lokasi yang akan dituju.1. Buatlah sebuah kelompok sesuai dengan keinginan Anda.2. Peragakanlah bersama teman Anda kegiatan rapat mengenai persiapan kegiatan study tour tersebut.3. Kemukakan beberapa saran, pendapat, dan usulan mengenai tempat yang akan dituju.4. Peragakanlah drama berikut dengan teman Anda. Perhatikan pula pola gilir dalam berkomunikasinya.Perhatikanlah wacana berikut.
Keahlian75Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar dan masuk. Di atas ada beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan. Aleks : (Masuk, menjatuhkan buku-bukunya di atas meja, kemudian duduk dengan kesal) Bing, Bing. (Berhenti). Bing, Bing.(Berhenti) Bong, Bong. (Berhenti) Bong, Booooooong.Huh, Bongkrek. Irna : He, sudah lama?Aleks : Baru saja. Kau?Irna : Lebih dari kau. Mana Bing?Aleks : Tahu. Keluar 'kali.Irna : Jadi, nggakjadi?Aleks : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi ter-lambat, dan apa saja. Irna : Kalau tahu begini, aku mestinya .... Aleks : Nggak kemari, dan ke bioskop Rahayu bersama Agus, nonton, dan jajan, minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan .... Irna : Cukup. Kau tak usah memper-olok-olok Agus begitu. Memang dia tidak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau, dan tak sekaya kau .... Aleks : Cukup. tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung, tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, meman-dang rendah, me .... Irna : Cukup, tak u .... Aleks : Cukup. Kau.... Irna : Sudah. Dawud : (Tiba-tiba masuk). Sudah. Setiap kali ketemu, begini. Di sekolah, di kantin, di sini, di rumah Amrog, di rumah Pak Juweh, di rumah ....Irna : Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan ....Aleks : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal ngomong, asal..Dawud : Diam.Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak.Aleks : Ini jadi ....Irna : Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa da ....Dawud : Diam, Ima. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna. Padahal ....Aleks : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekuen itu namanya. Absurd. Buat larangan dilarang sendiri. Dasar ....Irna : Kau mulai lagi. Komentar itu se-cukupnya. Tidak nglantur ke sana ke sini ....Aleks : Diam, Irna, diaaam! Dawud : Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh ....Irna : Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.Sumber: Horison, 2002Para Pelaku:1. Aleks 2. Irna 3. DawudDIAM
76Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)2. Membuat format penilaian pola gilir terhadap masing-masing tampilan kelompok diskusi dan pemeranan dalam dramaSama halnya dengan kegiatan diskusi yang memerlukan sebuah pola gilir dalam proses komunikasinya, drama pun membutuhkan sebuah pengaturan pola gilir untuk memper-mudah penyampaian maksud yang hendak disampaikan kepada penontonnya. Penggunaan pola gilir secara beraturan, selain mempermudah penyampaikan maksud dari cerita tersebut, juga dapat memberikan kemudahan penonton untuk memahami jalan cerita yang hendak disampaikan.Drama merupakan karya sastra dua dimensi. Dimensi sastra dan dimensi pertunjukan dalam drama memerlukan beberapa komponen untuk dapat menjadi sebuah pementasan. Komponen itu di antaranya naskah drama, para pelaku drama, serta penonton. Sebuah pertunjukan akan terasa hidup jika yang memerankannya mengetahui karakter lakon yang akan di- perankannya. Para aktor harus mempelajari serta menghayati karakteristik lakonnya.Sebelum drama dapat diperankan atau dipentaskan, Anda terlebih dahulu harus mempelajari naskah drama. Oleh karena itu, berlatihlah terlebih dahulu membaca naskah drama dengan baik. Hal yang perlu Anda perhatikan dalam membaca naskah drama adalah lafal, intonasi atau tekanan, mimik atau gerak-gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh, serta pola gilir antarpemain. Pahamilah uraian berikut ini.a. Pengucapan dan artikulasi yang jelas merupakan kom-ponen pokok dalam membaca naskah drama. Ingat bahwa membaca naskah drama berbeda dengan mambaca teks nondrama. Membaca teks drama pada dasarnya adalah bercakap-cakap atau bertutur dengan orang lain. Oleh karena itu, sekali lagi pengucapan dan artikulasi harus jelas. b. Intonasi atau tekanan berkaitan dengan ragam kalimat yang disesuaikan dengan tuntutan atau suasana yang ditampilkan dalam drama. Anda harus pintar dan fleksibel dalam mengolah suara. Suara boleh dipanjangkan, dipendekkan, ditekan, atau direndahkan bergantung dari suasana. c. Penerapan pola gilir yang teratur memberikan kemudahan kepada para tokoh drama untuk melakukan komunikasi sekaligus menghapal bagian-bagian yang harus diperankan olehnya. Oleh sebab itu, perhatikan dan manfaatkan betul pola gilir tersebut agar komunikasi dua arah tetap terjalin.
Keahlian77d. Hal penting lainnya adalah mimik atau gerak-gerik air muka. Aturlah wajah, mulut, tatapan mata, bahkan alis agar sesuai dengan tuntutan drama. Kata kunci dalam membaca teks drama adalah bacalah teks tersebut seperti saat kalian sedang berperilaku dan menjalani kehidupan sehari-hari. Naskah drama dapat Anda perankan setelah sebelumnya Anda melakukan persiapan-persiapan berikut.a. Lakukan penelaahan terhadap setiap karakter tokoh dalam drama tersebut untuk memudahkan pemeranan.b. Tunjuklah salah seorang teman Anda untuk menjadi sutradaranya.c. Berdasarkan masukan teman-teman Anda kepada sutra-dara, tentukanlah pemeranan setiap tokoh.d. Lakukan casting kepada tokoh-tokoh yang akan memerankan drama tersebut.e. Tatalah kelas Anda secara sederhana menjadi sebuah panggung yang akan digunakan untuk mementaskannya.Mari kita mulai memerhatikan pementasan drama berikut ini yang akan dilakukan teman-teman Anda di depan kelas. Sambil menyimak pembacaan teks drama, cermatilah lafal, intonasi atau tekanan, mimik atau gerak-gerik, dan penerapan pola gilir teman Anda pada saat membaca teks drama.Hadi : Hai, mengantuk kau! Sekarang giliran-mu!Anas : (dengan tenang memindahkan anak caturnya)Hadi : (memindahkan anak catur dan mem-bentak pula)Lekas Anas jangan mengantuk saja!Hasan : (turun berbicara) Memang si Anas suka mengantuk.Anas : (membuka kaca matanya dan meng-gosok-gosok gelasnya dengan sapu-tangan)Hadi : Ayo giliranmu! Jangan main kacamata saja!Anas : (dengan tengan pula memindahkan anak caturnya) Shak!Hadi : (terkejut). Sekak ? Benar sekak?Anas : Ya, shak. Hadi : (berpikir sejurus kemudian memindah-kan anak caturnya) Anas : (berteriak gembira). Sekak mat, Hadi. Hadi : (melongo).Hasan : (menolehkepada kedua anak tersebut) Kau kalah, Hadi?Hadi : (tiba-tiba saja menyapu papan catur sehingga semua anak catur jatuh beran-takan)Anas : (mengumpulkan semua anak catur dan dimasukkan ke dalam kotak. Ke-mudian keluar dengan tidak berkata sepatah juga)Hasan : (mendekati Hadi) sebetulnya bukan karena kau kalah pandai, Hadi. Tetapi kau kurang waspada. Kau tahu bukan bahwa si Anas itu licik ? Hadi : (diam acuh tak acuh)Hasan : Dan bukan bermain catur saja, tetapi di dalam segala hal ia licik, tidak sportif. Lagi pula ia suka menyombongkan diri dan biasa menjelek-jelekkan orang lain. Hadi : (tetapdiam)
78Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)Hasan : Hadi, kau tahu apakah yang di-katakannya tentang dirimu bila tidak di hadapanmu?Hadi : (menggelengkankepala dan menatap wajah Hasan)Hasan : (tertawa). Ha, ha,ha, dengarkanlah Hadi (menepuk punggung Hadi). Katanya: Si Hadi itu persis kerbau, badannya besar, kuat, tegap, tetapi bodoh....ha, ha, ha....Hadi : (matanya melotot)Kurang ajar! Benarkah dia berkata begitu, Hasan? (tunduk menahan marah) Lalu apa kata Anas selanjutnya?Hasan : Hadi, telah memalukan lagi. Karena Anas ketika bercerita itu sambil menirukan kerbau yang dungu... dan semua teman menertawakannya. Dia mengatakan bahwa dalam segala hal kau dapat dikalahkan olehnya. Dalam segala hal, catur, pingpong, badminton. Apalagi dalam pelajaran sekolah. Apakah itu bukan suatu penghinaan besar bagimu?Hadi : (semakin geram dan mengepalkan tinjunya)Hasan : (tersenyum) Apalagi membualnya di depan gadis-gadis. Si Nani dan si Yee.... Mungkin sekarang ini ia sedang berlagak pula di depan kawan-kawan menyombongkan dirinya bahwa ia menang lagi bermain catur dengan kau. Hadi : (kemarahannya memuncak mukanya merah padam)Hasan : (terus berbicara saja). Kemarin aku ingin membela kau dengan jalan menempelengnya. Tetapi aku merasa tidak berhak (hasan menuding ke arah Hadi). Kaulah yang lebih berhak Hadi. Kau wajib memberi pelajaran kepadanya. (sementara itu Anas masuk lagi). Hasan : (pura-pura berbisik kepada Hadi, tetapi suaranya agak keras). Hadi, lihat betapa sombongnya, seperti musuhnya Jenderal yang menang perang menengok musuhnya yang sudah menjadi bangkai.Hadi : (tak dapat menahan marah)Aku bukan bangkai, aku bukan bangkai! (kemudian dengan cepat memegang batang leher Anas dan dibantingnya sehingga Anas jatuh terguling). Anas : (setelah bangkit berkata) Mengapa aku kau serang, Hadi? Apa salahku? (sementara itu Hasan menyaksikan dengan tersenyum)Hadi : Ah, jangan banyak omong. Atau ingin saya tempeleng lagi? Pergi!Anas : Aku tak mau pergi sebab aku tidak berdosa kepadamu. Hadi : Kau ingin saya tempeleng lagi?Anas : Aku mau pergi setelah aku mengerti kesalahanku. Hadi : Kau tidak usah mengerti! Ini bukan berhitung, bukan aljabar dan bukan pelajaran lain. Pergi!(Hadi mendorong Anas, tapi Anas melawannya. Mereka hamper bergelut. Tiba-tiba terdengar suara orang mendehem di luar). Sumber: "Bentrokan dalam Asrama", karya Achdiat K.M.Dari pementasan drama yang telah Anda saksikan, Anda dapat melakukan penilaian sendiri terhadap kemampuan tiap pemain dengan cara membuat tabel format penilaian pe-mentasan drama tersebut, seperti berikut.
Keahlian791. Pada saat pementasan drama oleh siswa yang lain, lakukanlah pengamatan dan penilaian terhadap unsur-unsur lafal, intonasi atau tekanan, dan mimik atau gerak-gerik. Untuk memudahkan pekerjaan Anda, gunakanlah format seperti contoh berikut ini.Unsur yang DinilaiKriteria PenilaianBaikCukupKurangLafalIntonasiMimikPenghayatan PeranPenerapan pola gilirFormat Penilaian Pementasan DramaBerikanlah tanda centang pada setiap kolom yang tersedia sebagai penilaian Anda dengan berdasarkan pada penampilan pemain drama yang bersangkutan. Misalnya, jika pelafalan dan intonasi baik maka centanglah unsur yang dinilai di kolom baik seperti yang Anda lihat pada contoh tersebut. Lakukanlah penilaian secara objektif.Untuk menambah pemahaman Anda, kerjakanlah latihan pemahaman berikut.Unsur yang DinilaiKriteria PenilaianBaikCukupKurangLafalIntonasiMimikPenghayatan peranPenerapan pola gilirFormat Penilaian Pementasan DramaLatihan Pemahaman
80Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia (Kelas XI)Intisari Pelajaran 4Setelah menguasai pelajaran ini, Anda akan menjadi mahir menemukan ide-ide pokok dari bacaan yang telah Anda simak. Selain itu, Anda juga akan mampu menyusun sebuah simpulan secara deduktif ataupun induktif. Pelajaran kali ini juga akan menambah kemampuan Anda untuk menggunakan kalimat pertanyaan, baik pertanyaan langsung maupun pertanyaan yang tersamar kepada lawan bicara Anda.r #FSEBTBSLBO NBLOBOZB BSUJOZB  NBLOB LBUB EBQBU EJLFMPNQPLLBO NFOKBEJ FNQBU NBDBNKeempat makna tersebut adalah: makna leksikal, makna denotasi, makna gramatikal, dan makna konotasi.r 'SBTBZBJUVTBUVBOCBIBTBZBOHUFSEJSJBUBTEVBLBUBBUBVMFCJIZBOHUJEBLNFMFCJIJCBUBTGVOHTJunsur klausa.r ,BMJNBU ZBOH TVMJU EJQBIBNJ LBSFOB NFOHBOEVOH CFCFSBQB QFOBGTJSBO NBLOB  EJOBNBLBOkalimat ambigu.r )BMZBOHQFSMV"OEBQFSIBUJLBOEBMBNNFNCBDBOBTLBIESBNBBEBMBIMBGBM intonasi atau tekanan, mimik atau gerak-gerik yang tepat sesuai dengan watak tokoh, serta pola gilir antarpemain.2. Sampaikanlah hasil catatan Anda. Hasil catatan Anda itu akan menjadi bahan perbaikan bagi kelompok lain yang akan kembali mementaskan drama tersebut.3. Simpulkanlah bagaimana penampilan kelompok yang telah menyajikan hasil penilaiannya terhadap pementasan drama.Refleksi
Keahlian81Anda keranjingan dengan kain ulos khas Danau Toba? Tak usah bersusah payah ke sana. Di Taman Bendungan Jatiluhur 6A, Bendungan Ilir, Jakarta Pusat dengan mudah beragam tenunan ulos dapat ditemui di sana. Adalah Martha Ulos, perempuan asli Batak yang merintis pembuatan kain tradisional Batak itu. Namun dengan daya kreatifitasnya, kain ulos ala Martha, kini muncul dengan modifikasi desain yang menghasilkan produk moderen.Toko yang disulap dengan mengabadikan nama Martha Ulos itu, tak hanya menyediakan kain ulos. Berbagai macam motif tradisional ulos telah dipadukan dengan berbagai produk yang ada saat ini. Di antaranya, pakaian, dasi, sabuk, sepatu, tas, sarung bantal, souvenir, dan masih banyak pernak pernik lainnya.Bagi masyarakat Batak, ulos mempunyai fungsi dan arti yang sangat penting. Berbagai upacara adat seperti pernikahan, kelahiran, kematian, dan ritual lainnya tak pernah terlaksana tanpa ulos. Soal warna, kain ulos selalu didominasi tiga warna yaitu merah, hitam dan putih. Sementara motif-motif yang sering ditampilkan dalam desain ulos adalah Ragi Idup, Ragi Hotang, Sadum, Sibolang, Mangiring dan Bintang Maratur.Untuk pembuatan tenun Ulos, Martha bekerja sama dengan para perajin lokal dari Sumatera Utara. Setibanya di Jakarta, barulah kain ulos tersebut disulap menjadi berbagai ragam produk. Hingga kini, Martha telah bekerja sama dengan sedikitnya 150 pengrajin tenun ulos dari berbagai daerah di Sumatera Utara. "Ini berarti menambah lapangan kerja
Copyright © Ibu Im 2021